Monday, April 6, 2015

KEBUDAYAAN DAERAH SURAKARTA


TUGAS I
ILMU BUDAYA DASAR
"Kebudayaan Daerah Surakarta"
Dosen : Auliya Ar Rahma

oleh :
Zullyan Pangestu 
1C114700/ 1KA01

Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
April 2015

BAB I
PENDAHULUAN


 1.1       Latar Belakang
           
           


Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk yang berbudaya, hal ini dapat dilihat dari perkembangan manusia yang ditandai dengan adanya peradaban-peradaban dan juga budaya yang telah terbentuk.Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : barat, timur tengah, dan timur.
           Kita di indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang – orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain
            Menurut Selo Soemardjan menjelaskan bahwa yang dimaksud masyarakat adalah manusia yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendahulunya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan bersama atau sebagian besar hidupnya berada dalam kehidupan budaya.
            Kota  Solo merupakan kota penuh nuansa sejarah dan budaya, memilki tradisi Jawa yang dibanggakan masyakatnya. Sebuah tempat yang akan membuat Anda terkesima dengan beragam atraksi warisan budaya Jawa kuno. Paling tidak beberapa hari harus Anda sisihkan untuk menikmati semua sajian wisata yang mengagumkan di sini. Dari menjelajahi kota sambil melihat keraton, mengunjungi pasar tadisional, berbelanja batik.

        1.2 Rumusan Masalah


1.       Bagaimana sejarah dan asal – usul kota solo ?
2.        Apa saja seni dan kebudayaan solo ?
3.       Bahasa apakah yang diapakai oleh orang solo?




1.3 Batasan Masalah
       
       Untuk menghindari kesalahan persepsi dan tidak meluasnya pokok pembahasan, maka pembahasan dari makalah ini yaitu mengenai penduduk, masyarakat, dan kebudayaan suku jawa tengah ( Surakarta ).

 1.4 Tujuan penulisan    
       
        Tujuan penulisan makalah mengenai suku jawa tengah yaitu untuk mengetahui sejarah suku jawa tengah dan penulis juga ingin mengetahui dan memahami budaya jawa tengah dari segala aspeknya. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang proses dan pertumbuhan social suku jawa tengah (Surakarta )

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kota
         
                             
         Solo tidak lebih dari sebuah desa terpencil yang tenang, 10 km di sebelah timur Kartasura, ibukota kerajaan Mataram. Pakubuwana II yang menjadi Raja Mataram mendukung Cina melawan Belanda, kemudian Pakubuwono II mencari tempat yang lebih menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya, dan di tahun 1745  Kerajaan dibongkar dan diarak menuju Kota Surakarta yang terletak di tepi Kali (Sungai) Bengawan Solo.
       18 Februari 1745 dianggap sebagai hari kelahiran kota resmi. Dikatakan bahwa tempat itu ia memilih untuk menjadi istana baru itu terletak di sebuah danau kecil. sejarawan itu "babad" atau catatan pengadilan resmi masih menyebutkan bahwa danau itu dikeringkan oleh mendukung mitos ratu laut selatan, Nyi Roro Kidul.

2.2 Seni dan Kebudayaan di Kota Solo

Bahasa
          
                                                       
              Bahasa yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa Surakarta dialek Mataraman (Jawa Tengahan) dengan varian Surakarta. Dialek Mataraman/Jawa Tengahan juga dituturkan di daerah YogyakartaMagelang timur, Semarang,PatiMadiun, hingga sebagian besar Kediri. Meskipun demikian, varian lokal Surakarta ini dikenal sebagai "varian halus" karena penggunaan kata-kata krama yang meluas dalam percakapan sehari-hari, lebih luas daripada yang digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti di Suriname). Beberapa kata juga mengalami spesifikasi, seperti pengucapan kata "inggih" ("ya" bentuk krama) yang penuh (/iŋgɪh/), berbeda dari beberapa varian lain yang melafalkannya "injih" (/iŋdʒɪh/), seperti di Yogyakarta dan Magelang. Dalam banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri, daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.

Pernikahan adat
           Pernikahan adat Surakarta juga memiliki ciri-ciri yang khusus, mulai dari lamaran, persiapan pernikahan, hingga upacara siraman dan midodaren.

Tarian
           
              Solo memiliki beberapa tarian daerah seperti Bedhaya (Ketawang, Dorodasih, Sukoharjo, dll.) dan Srimpi (Gandakusuma dan Sangupati). Tarian ini masih dilestarikan di lingkungan Keraton Solo. Tarian seperti Bedhaya Ketawang secara resmi hanya ditarikan sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Pakoe Boewono sebagai pemimpin Kota Surakarta.

Batik
            
               Batik adalah kain dengan corak atau motif tertentu yang dihasilkan dari bahan malam khusus (wax) yang dituliskan atau di cap pada kain tersebut, meskipun kini sudah banyak kain batik yang dibuat dengan proses cetak. Solo memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Beberapa usaha batik terkenal adalah Batik Keris, Batik Danarhadi, dan Batik Semar. Sementara untuk kalangan menengah dapat mengunjungi pusat perdagangan batik di kota ini berada di Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), atau Ria Batik. Selain itu di kecamatan Laweyan juga terdapat Kampung batik Laweyan, yaitu kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546. Kampun batik lainnya yang terkenal untuk para turis adalah Kampung Batik Kauman. Produk-produk batik Kampung Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis premisima dan prima, rayon. Keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik bahkan untuk mencoba sendiri mempraktekkan kegiatan membatik.
             Batik Solo memiliki ciri pengolahan yang khas: warna kecoklatan (sogan) yang mengisi ruang bebas warna, berbeda dari gaya Yogya yang ruang bebas warnanya lebih cerah. Pemilihan warna cenderung gelap, mengikuti kecenderungan batik pedalama. Jenis bahan batik bermacam-macam, mulai dari sutra hingga katun, dan cara pengerjaannya pun beraneka macam, mulai dari batik tulis hingga batik cap
             Setiap tahunnya Solo juga mengadakan Karnaval Batik Solo dan mulai tahun 2010 pemerintah kota Solo mengoperasikan bus yang bercorak batik bernama Batik Solo Trans.

Surakarta dalam budaya populer
           



               Sungai Bengawan Solo menjadi inspirasi dari lagu yang diciptakan oleh Gesang pada tahun 1940-an. Lagu ini menjadi populer di negara-negara di Asia. Selain itu, sungai ini pun telah menjadi judul tiga film, yaitu dua film berjudul "Bengawan Solo" tahun 1949 dan 1971, serta satu film berjudul Di Tepi Bengawan Solo (1951). Film-film lain yang mengambil tema Solo antara lain adalah: Putri Solo (1953) dan Bermalam di Solo (1962).

2.3 Bahasa yang di Pakai Orang Solo

Bahasa
                                              
                Bahasa yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa Surakarta dialek Mataraman (Jawa Tengahan) dengan varian Surakarta. Dialek Mataraman/Jawa Tengahan juga dituturkan di daerah Yogyakarta, Magelang timur, Semarang,Pati, Madiun, hingga sebagian besar Kediri. Meskipun demikian, varian lokal Surakarta ini dikenal sebagai "varian halus" karena penggunaan kata-kata krama yang meluas dalam percakapan sehari-hari, lebih luas daripada yang digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti di Suriname). Beberapa kata juga mengalami spesifikasi, seperti pengucapan kata "inggih" ("ya" bentuk krama) yang penuh (/iŋgɪh/), berbeda dari beberapa varian lain yang melafalkannya "injih" (/iŋdʒɪh/), seperti di Yogyakarta dan Magelang. Dalam banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri, daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.


BAB III
PENUTUP


3.1       Kesimpulan
            
             Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulannya adalah kesenian dan kebudayaan Suku Jawa Tengah ( Surakarta) merupakan kebudayaan asli kota Surakarta dan memiliki jenis musik seperti Gamelan, Gong. Menggukan bahasa dengan bahasa Jawa Halus. Dari bidang seni teater terdapat ketoprak. Kemudian terdapat cerita rakyat serta wayang sebagai pertunjukan khasnya. Ini membuktikan bahwa tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki budaya daerah masing-masing.

3.2       Saran
             Keaekaragaman kebudayaan Indonesia harus bisa menjaga kelestarian seni dan budayanya. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu didukung dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Agar seni dan budaya dapat terjaga kelestariannya.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta



.

No comments:

Post a Comment