PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang
dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi –
organisasi lainnya. Budaya Organisasi memiliki fungsi yang
sangat penting. Fungsi
budaya organisasi adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu yang ada
didalamnya. Secara alami budaya sukar dipahami, tidak berwujud, implisit dan
dianggap biasa saja. Tetapi semua organisasi mengembangkan seperangkat inti
pengandaian, pemahaman, dan aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari
dalam tempat kerja.
Peran
budaya dalam mempengaruhi perilaku karyawan semakin penting bagi organisasi.
- Batas : Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.
- Identitas : Budaya memuat rasa identitas dalam suatu organisasi.
- Komitmen : Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan individu.
- Stabilitas : Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
TIPOLOGI BUDAYA
ORGANISASI
Ada beberapa tipologi budaya organisasi.
Kotter dan Heskett (1998) mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi tiga
yaitu budaya kuat dan budaya lemah, budaya yang memiliki kecocokan strategik,
dan budaya adaptif.
Organisasi
yang berbudaya kuat biasanya dapat dilihat oleh orang luar sebagai memilih
suatu gaya tertentu. Dalam budaya organisasi yang kuat ini nilai-nilai yang
dianut bersama itu dikonstruksi ke dalam semacam pernyataan misi dan secara
serius mendorong para manajer untuk mengikutinya. Karena akar- akarnya sudah
mendalam, gaya dan nilai budaya yang kuat cenderung tidak banyak berubah
walaupun ada pergantian pimpinan.
Sejalan
dengan itu, Robbins (1990) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan budaya yang
kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti dipegang secara intensif dan dianut
bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan
makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka makin kuat pula budaya
tersebut. Sebaliknya organisasi yang berbudaya lemah, nilai-nilai yang dianut
tidak begitu kuat sehingga jatidiri organisasi tidak begitu menonjol dan
kemungkinan besar nilai-nilai yang dianut pun berubah setiap pergantian
pimpinan atau sesuai dengan kebijakan pimpinan yang baru.
Tipopologi yang lain
dikemukakan oleh Deal & Kennedy yang memilah budaya organisasi kedalam
empat kategori budaya berdasarkan dua faktor utama, yaitu :
- Derajat resiko dalam kegiatan bisnis
- Kecepatan perusahaan atau manajemen dalam mendapatkan umpan balik atas keputusan atau strategi.
Ke empat kategori
budaya tersebut adalah :
- The tough-guy
- Macho Culture
- The work hard culture
- The bet-your company culture
- The process culture
KREATIVITAS INDIVIDU DAN TEAM PROSES INOVASI
Kreativitas
dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas merupakan pikiran untuk menciptakan
sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.
Hubungan keduanya jelas. Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas.
Dengan kata lain, kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi
adalah variabel tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan
yang meliputi strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam pitching konsultansi atau
agency, sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual apa yang disodorkan
agency bagus, tetapi strategi itu tak berdampak pada perusahaan karena mandek
di tingkat eksekusi.
Sumber : https://laurentiusnicodemus.wordpress.com/bab-1314-budaya-kreativitas-dan-inovasi/
Sumber e book :
https://laurentiusnicodemus.wordpress.com/bab-1314-budaya-kreativitas-dan-inovasi/
No comments:
Post a Comment