Pada kesempatan kali ini saya akan membahas Bab 9/10 tan tang Desain dan Struktur Organisasi yang terdiri dari Sub Bab ( Dimensi Struktur Organisasi, Departementalisasi, Model-model desain organisasi, dan Implikasi Manajerial desain dan
struktur organisasi ). Berikut ulasannya,
Dimensi Struktur Organisasi
- Kompleksitas
- Formalisasi
- Sentralisasi
- Kompleksitas
Mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk didalamnya tingkat
spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan didalam hirarki
organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara
geografis.
Diferensiasi horizontal, Diferensiasi horizontal merujuk
pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para
anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan, dan tingkat pendidikan
serta pelatihannya. Dapat dikatakan bahwa semakin banyak jenis pekerjaan yang
ada dalam organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut.
Diferensiasi vertikal, Diferensiasi vertical merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi
meningkat, demikian pula kompleksitasnya, karena jumlah tingkatan hierarki di
dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top
management dan tingkat hierarki yang paling rendah, makin besar pula
potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi
pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top
management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi spasial, Organisasi dapat melakukan
aktivitas yang sama dengan tingkat diferensiasi horizontal dan pengaturan
hierarki yang sama di berbagai lokasi. Tetapi keberadaan berbagai lokasi
tersebut meningkatkan kompleksitas. Oleh karena itu, elemen ketiga dalam
kompleksitas adalahdiferensiasi spasial, yang merujuk pada tingkat sejauh mana
lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebuah organisasi tersebar secara
geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi
dan diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk
memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup
penyebaran jumlah maupun jarak.
Ketiga elemen tersebut tidak perlu merupakan sebuah paket. Misalnya telah
dicatat bahwa perguruan tinggi biasanya mempunyai tingkat diferensiasi vertikal
rendah dan sedikit atau tidak ada sama sekali diferensiasi spasial. Sebaliknya,
suatu battalion tentara dicirikan oleh diferensiasi vertikal yang tinggi dan
sedikit diferensiasi horizontal.
- Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu
distandardisasikan. Jika sebuah pekerjaan sangat diformalisasikan, maka
pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang
harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya, dan bagaimana ia harus melakukannya.
Formalisasi merupakan suatu ukuran tentang standardisasi.
Karena kebijakan
dariseseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah perilaku
yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin besar standardisasi,
makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaimana suatu pekerjaan harus
dilakukan oleh seorang pegawai.
Standardisasi ini bukan saja melenyapkan
kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secara lain, tetapi juga
menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan alternative.
Sebuah pendekatan alternative mengatakan bahwa formalisasi berlaku untuk
peraturan yang tertulis maupun tidak. Dengan demikian, persepsi sama pentingnya
dengan realitas. Untuk tujuan pengukuran, formalisasi akan dihitung dengan
memperhatikan, selain dokumen resmi organisai,sikap (attitudes) pegawai
sampai pada tingkatan di mana prosedur pekerjaan diuraikan dan peraturan
diterapkan.
Jangkauan Formalisasi. Penting
untuk diketahui bahwa tingkat formalisasi dapat sangat berbeda di antara dan di
dalam organisasi. Pekerjaan tertentu dikenal mempunyai sedikit formalisasi.
Pada umumnya adalah benar bahwa pekerjaan yang tidak terampil adalah yang
paling sempit yaitu yang paling sederhana dan yang paling berulang adalah yang
paling cocok bagi tingkat formalisasi yang tinggi. Makin besar profesionalisme
sebuah pekerjaan, maka makin kecil kemungkinan pekerjaan itu diformalisasi
dengan tinggi. Formalisasi berbeda bukan hanya dalam hal pekerjaan itu tidak
terampil (unskilled) atau professional, tetapi juga dalam tingkatan
organisasi dan departemen fungsional.
Mengapa Formalisasi itu Penting?
Organisasi menggunakan formalisasi karena keuntungan yang diperoleh dari
pengaturan perilaku para pegawai. Standardisasi perilaku akan mengurangi
keanekaragaman. Standardisasi juga mendorong koordinasi. Penghematan yang
diperoleh dari formalisasi juga tidak boleh diabaikan. Makin besar formalisasi
tersebut, makin sedikit pula kebijaksanaan yang diminta dari pemegang jabatan.
Hal ini relevan, karena kebijaksanaan memerlukan biaya.
Hal ini menjelaskan, secara kebetulan, mengapa banyak organisasi besar
mempunyai manual akuntansi, manual personalia, dan manual pembelian yang
seringkali beribu-ribu halaman tebalnya. Organisasi-organisasi ini memilih
untuk memformalkan pekerjaan sedapat mungkin agar memperoleh prestasi paling
efektif dari para pegawainya dengan biaya paling rendah.
Teknik-teknik Formalisasi
Para manajer mempunyai sejumlah
teknik untuk dapat menstandardisasikan perilaku para pegawai. Berikut adalah
teknik-teknik yang paling populer :
- Seleksi
- Persyaratan Peran
- Peraturan, Prosedur, dan Kebijaksanaan
- Pelatihan
- Departementalisasi Organisasi
Departementalisasi
Pengertian Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang
dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
- Fungsi
- Produk atau jasa
- Wilayah
- Langganan
- Proses atau peralatan
- Waktu
- Pelayanan
- Alpa – numeral
- Proyek atau matriks
Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini
barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa
pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan
efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan
pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai
berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar
fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan
pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan
lebih sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas
dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau
sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk
adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai
teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu
dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah ,
kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis
, adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi
berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
Kebaikan-kebaikan struktur
organisasi divisional dapat diperinci sebagai berikut :
- Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
- Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
- Tempat latihan yang baik bagi para manager strategik.
Kelemahah-kelemahan sturktur
divisional secara lebih terperinci :
- Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu.
- Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi
Perusahaan yang melekukan departentalisasi diuntungkan dengan pembagian control
dan koordinasi pada perusahaan tersebut. Wilayah kekuasaan dan tanggung jawab
dipersempit sehingga untuk memimpinnya menjadi lebih mudah.
Departementalisasi sendiri dibagi
atas beberapa macam yaitu :
- Departementalisasi berdasarkan pelanggan
Maksudnya perusahaan akan melakukan pembagian penjualan produk ke
pelanggan,biasanya ada yang bagian produk laki-laki ataupun perempuan atau tua
dan muda. Contohnya adalah pembagian penjualan produk Rexona ada pembagian
untuk produk remaja, laki-laki , perempuan ataupun yang xtra berkeringat.
Dengan dilakukannya pembagian ini penjualan akan lebih tepat sasaran dan
efisien
- Departementalisasi berdasarkan produk
Maksudnya perusahaan akan mengelompokan departemen sesuai dengan kelompok
produk yang dihasilkan misalkannya pembagian departeman barang untuk mengurusi
produksi produk berupa barang dan departemen jasa untuk menangani produk yang
berupa jasa
- Departementalisasi berdasarkan proses,
Maksudnya pembagian
departemen berdasrkan proses pengkerjaannya, misalnya pada perusahaan meubel
dibagi atas divisi untuk pengolahan kayu mentah, divisi pembuatan kursi atau
meubel kemudian divisi pengecatan
- Departementalisasi berdasarkan geografis
Maksudnya pembagian departeman berdasarkan lokasi penjualan produk misalnya
departemen yang mengawasi di jawa dan Bali, di Kalimantan maupun di Sumatara
- Departementalisasi berdasarkan fungsi
Maksudnya pembagian departemann berdasarkan aktifitas perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya, misalnya departemen produksi, departemen penjualan,
departemen pemasaran dan lain-lain
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang harus dilakukan adalah menetapkan
hierarki pengambilan keputusan. Bagaimana dalam perusahaan perusahaan yang
besar diperlukan cara penentuan pengambilaan keputusan karena tidak mungkin
seorang presiden direktur melakukan pengambilan keputusan pada suatu masalah di
cabang daerah.
Model – Model Desain Organisasi
A. Desain Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
B. Desain Orgranisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif
tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer
harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih
efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
Desain struktur subunit didesain
sesuai dengan kontinummekanistik organik dengan cara yang konsisten dengan
keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yamg lebih lambat, ketidak
pastian yg lebih besar & rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai
demgam desain mekanistik.
Desain teknik integratif tekhnik
yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau penyesuaian bersama, bergantung
pada tingkat diferensiasi sub unit. Semakin besar diferensiasinya semakin besar
perlunya peraturan dan perencanaan.
Implikasi Manajerial Desain dan
Struktur Organisasi
Sebuah struktur dan desain yang
efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya.
Hal ini bertujuan untuk tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja
dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah
struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah dengan
untuk mencapai tujuan
Sumber : https://laurentiusnicodemus.wordpress.com/bab-910-desain-dan-struktur-organisasi/
Sumber Lain : http://dokumen.tips/education/desain-struktur-organisasi-pertemuan-9-10.html
The Lucky 15 Casino - Mapyro
ReplyDeleteFind the best Casinos in Las Vegas and Las Vegas 논산 출장마사지 for real money. 남양주 출장안마 Casino Locations 순천 출장안마 in Las Vegas, Nevada · Lucky 15 영주 출장마사지 Casino · Lucky 15 Casino Resort 광명 출장안마 & Spa.