Tugas Minggu
Ke 6
Teori
Organisasi Umum
"Bab 7/8 Kepemimpinan"
Dosen
:Ririn Yulianti
Zullyan
Pangestu
1C114700/
2KA18
Sistem
Informasi
Fakultas
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
2015
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan
mengemukakan beberapa segi antara lain:
Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia.
Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia.
1. Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Teori-teori dalam Kepemimpinan :
- Teori Sifat Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpi ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri- ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
- Teori Perilaku Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
- Teori Situasional Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap
gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
- Norma yang dianut kelompok;
- Rentang kendali;
- Ancaman dari luar organisasi;
- Tingkat stress;
- Iklim yang terdapat dalam organisasi
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
2.Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak
interaksi personal yang ada dalam kelompok .
Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi
ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya
antara lain:
1. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
- Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
- Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
- Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
- Berambisi untuk merajai situasi,
- Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
- Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
- Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
- Adanya sikap eksklusivisme,
- Selalu ingin berkuasa secara absolut,
- Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
- Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
- Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
- Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
- Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan ini lebih diidentikkan dengan
kepemimpinan yang kebapakan/keibuandengan sifat - sifat sebagai berikut:
- mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,-
- mereka bersikap terlalu melindungi,
- mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
- mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
- mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
- selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
4. Tipe Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan
energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
5. Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin
hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia
dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat
koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung
jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis
menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti
bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpina mempebgaruhi
orang atau kelompok menuju tujuan tertentu,kita pemimpin, dipengaruhi oleh
beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri,pandangan
kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita
laksanakan.
Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk memdapatkan
fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak
sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahtraan
orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang
mempengaruhi kepemimpina kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan,
nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat
pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.
4. Implikasi Teori Kepemimpinan Terhadap
Pengembangan Sistem Komunikasi Organisasi
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teori managerial grid ini
mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu
:
- Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
- Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
- Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
- Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
- Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
1. Implikasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi
yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini
menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan
arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi
organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam
menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin.
Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan
lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan
lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini
terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal
ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team
merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini
berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada
umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu
apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti.
Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor
(1967), yang memiliki pandangan berbeda mengenai manusia yaitu pada dasarnya
manusia bersifat negative (Teori X), dan bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor
menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan
pada pengelompkkkan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk
perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam teori X,
terdapat empat asumsi, diantaranya :
- Bawahan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha menghindarinya
- Karena bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
- Bawahan akan mengellakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal
- Kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) dan hanya menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan, dalam teori X diasumsikan bahwa :
- Bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain
- Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
- Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab
- Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
- Impilkasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori Kepemimpinan Situasional
Teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth
H. Blanchard (1974, 1977). Teori kepemimpinan situasional merupakan
pengembangan dari penelitian kepemimpinan yang diselesaikan di Ohio State University
(Stogdill dan Coons, 1957). Teori ini bersaumsi bahwa pemimpin yang efektif
tergantung pada kematangan bawahan dan kemapuan pemimpin untuk menyelesaikan
orientasinya, baik orientasi tugas maupun hubungan kemanusiaan.
Dalam kepemimpinan situasional ini, Hersey dan Blanchard
mengemukakan empat gaya kepemimpinan sebagai berikut :
- Telling (S1), yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan tugas rendah. Gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah, dimana pemimpin yang berperan.
- Selling (S2), perilaku dengan tigas tinggi dan hubungan tinggi. Kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pemimpin, tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosioemosional supaya bawahan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
- Participating (S3), yaitu perilaku hubungan tinggi tugas rendah. Pemimpin dan bawahan sama-sama memberikan kontribusi dalam mengambil keputusan melalui komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan berpengalaman untuk melaksanakan tugas.
- Delegating (S4), yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah. Gaya ini memberikan kesempatan kepada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervise yang bersifat umum. Yang dipimpin adalah orang yang sudahj matang dalam melaksanakan tugas dan matang pula secara psikologis.
I
Sumber : https://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-7-dan-8-kepemimpinan/
Sumber buku : http://documents.tips/education/kepemimpinan-pertemuan-78.html
No comments:
Post a Comment